PENENTUAN
KADAR NaHCO3 DENGAN METODE ASIDIMETRI
Hari/Tanggal Praktikum : Selasa/ 23 April 2013
Tempat Praktikum : Lab. Kimia Jurusan Analis Kesehatan
1.
Latar
Belakang
Natrium
bikarbonat atau hidrogen karbonat atau asam karbonat dengan rumus kimia NaHCO3,
adalah bahan kimia berbentuk kristal putih yang larut dalam air, yang banyak
dipergunakan di dalam industri makanan/biskuit (sebagai baking powder),
pengolahan kulit, farmasi, tekstil, kosmetika, pembuatan pasta gigi, pembuatan
permet (candy) dan industri pembuatan batik.
Natrium hidroksida umumnya terkontaminasi oleh
natrium karbonat sedangkan natrium karbonat dan natrium bikarbonat sering
terjadi bersama-sama. Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia
dengan rumus NaHCO3.
Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok
garam
dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda
(soda kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat,
dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal
yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air.
Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida,yang menyebabkan roti "mengembang".
Senyawa
ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung).
Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga digunakan sebagai obat
penetral asam bagi penderita asidosis
tubulus renalis (ATR) atau rhenal
tubular acidosis (RTA). NaHCO3
umumya diproduksi oleh Solvay yang memerlukan natrium klorida, amonia, dan
karbon dioksida dalam air. NaHCO3 diproduksi sebanyak 100.000 ton
/tahun (2001). Soda kue juga diproduksi secara komersial dari soda abu
diperoleh melalui penambahan bijih trona yang dilarutkan dalam air lalu
direaksikan dengan karbondioksida,
2.
Tujuan
a. Mahasiswa
dapat membuat larutan baku HCl 0,1 N yang diperlukan dalam titrasi.
b. Mahasiswa
dapat melakukan pembakuan HCl dengan larutan NaOH 0,1 N.
c. Mahasiswa
dapat melakukan penetapan kadar natrium bikarbonat dengan menggunakan metode
asidimetri.
3.
Prinsip
Praktikum
kali ini bertujuan untuk metapkan kadar suatu bikarbonat dalam sampel menggunakan
prinsip titrasi larutan asam-basa. Salah satu dari empat golongan utama dalam
penggolongan analisa tritrimetri adalah reaksi penetralan atau asidimetri.
Asidimetri
merupakan titrasi menggunakan larutan standar asam yang digunakan untuk
menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah asam klorida, asam
cuka, asam oksalat dan asam borat. Dalam praktikum kali ini digunakan larutan
baku sekunder HCl untuk melakukan pengujian terhadap natrium bikarboanat pada
soda kue.
Pengujian
kali ini mengunakan indikator Metil Orange (MO) atau metil jingga. Metil Orange
adalah senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S
dan biasanya diapakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Metil Orange
bekerja pada trayek pH 3,1- 4,4. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan
warna larutan dari jingga menjadi merah muda tetap.
Pada
skala industri, natrium bikarbonat dapat diproduksi melalui reaksi antara
natrium karbonat, air dan gas karbon dioksida:
Na2CO3
+ H2O + CO2 2NaHCO3
4.
Prosedur
Percobaan
a. Alat
1) Gelas
beaker
2) Pipet
ukur
3) Pipet
tetes
4) Labu
ukur
5) Erlenmeyer
6) Buret,
klem, statif
7) Spatula
8) Batang
pengaduk
9) Neraca
analitik
b. Bahan
1) Larutan
baku HCl 0,1 N
2) Larutan
baku NOH 0,1 N
3) Larutan
baku asam oksalat 0,1 N
4) Indikator
phenoltalein (pp) 0,1%
5) Indikator
MO 0,1%
6) Aquadest
7) Sampel
soda kue
c. Standarisasi
HCl dengan NaOH 0,1 N
Prosedur Pembuatan HCl 0,1 N
Prosedur
Pembuatan NaOH 0,1 N
Prosedur Pembuatan Asam
Oksalat 0,1 N
-
Prosedur
Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
0,1 N
Prosedur Standarisasi
HCl dengan NaOH 0,1 N
d. Penetapan
Kadar Bikarbonat pada Sampel
5.
Hasil
Percobaan
1. Titrasi standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
0,1 N
Percobaan
ke-
|
Warna larutan Asam Oksalat
|
Volume Titrasi
|
||
Sebelum ditambah indikator pp
|
Setelah ditambah indikator pp
|
Saat tercapai TAT
|
||
1.
|
Bening
|
Bening
|
Merah muda
|
9,9 mL
|
2.
|
Bening
|
Bening
|
Merah muda
|
10 mL
|
VOLUME
RATA-RATA
|
9,95 mL
|
|||
Gambar
|
|
|
|
2. Standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N
Percobaan
ke-
|
Warna larutan Asam Oksalat
|
Volume Titrasi
|
||
Sebelum ditambah indikator MO
|
Setelah ditambah indikator MO
|
Saat tercapai TAT
|
||
1.
|
Bening
|
Jingga
|
Merah muda
|
10,2 mL
|
2.
|
Bening
|
Jingga
|
Merah muda
|
10,2 mL
|
VOLUME
RATA-RATA
|
10,2 mL
|
|||
Gambar
|
|
|
3. Penentuan Kadar Bikarbonat
Percobaan
ke-
|
Warna larutan aspirin
|
Volume Titrasi
|
||
Sebelum ditambah indikator MO
|
Setelah ditambah indicator MO
|
Saat tercapai TAT
|
||
1.
|
Bening
|
Jingga
|
Merah muda, keruh
|
6 mL
|
2.
|
Bening
|
Jingga
|
Merah muda, keruh
|
6 mL
|
3.
|
Bening
|
Jingga
|
Merah muda, keruh
|
6 mL
|
VOLUME RATA-RATA
|
6 mL
|
|||
Gambar
|
|
|
4.
Perhitungan
a) Standarisasi
NaOH dengan Asam oksalat 0,1 N
Perhitungan
Volume Titrasi I = 9,9 mL
Volume Titrasi II = 10 mL
Volume Rata-rata = 9,95 mL
Kadar NaOH :
V1
× N2 = V2 × N2
10 ml × 0,1 N = 9,59 ml × N2
N2
=
N2 = 0,1 N
b) Standarisasi
HCl dengan NaOH 0,1 N
Perhitungan
Volume Titrasi I = 10,2 mL
Volume Titrasi II = 10,2 mL
Volume Rata-rata = 10,2 mL
Kadar HCl :
V1
× N2 = V2 × N2
10 ml × 0,1 N = 10,2 ml × N2
N2
=
N2 = 0,098 N
c) Penentuan
kadar Bikarbonat
Perhitungan
Volume Titrasi I = 6 mL
Volume Titrasi II = 6 mL
Volume Titrasi III = 6
mL
Volume Rata-rata = 6 mL
Kadar Bikarbonat :
V1 × N2 = V2 × N2
Vrata-rata × Kadar NaOH = Vsampel
× N2
6 ml × 0,098 N
= 10 ml × N2
N2
=
N2 = 0,0588 N
Diket :
Mr
NaHCO3 =
84,01 gr/mol
Valensi
NaHCO3 = 1
Ditanya
:
%
kadar.....?
Jawab
:
BE =
=
= 84,01g/mol
N. NaHCO3 = ×
0,0588 N = ×
0,0588 N =
g
=
g
= 0,04939 g
% kadar =
× 100%
=
× 100%
=
× 100%
=
98,78 %
5.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar NaHCO3 atau Natrium
Bikarbonat serta mengetahui persentase NaHCO3. Dalam menganalisis kadar NaHCO3 ini
menggunakan metode titrasi asidimetri dengan menggunakan larutan standar HCl.
HCl ini merupakan larutan standar sekunder, sehingga harus distandarisasi
dengan menggunakan larutan standar primer atau larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya. Untuk standarisasi HCl ini digunakan larutan NaOH yang sudah
distandarisasi dengan larutan baku primer Asam Oksalat karena NaOH juga
merupakan larutan baku sekunder. Metode titrasi merupakan suatu metode untuk
menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui
konsentrasinya.
Penggunaan indikator Methil Orange (MO) pada titrasi
ini karena Karena larutan NaHCO ditambah HCl memiliki pH sekitar 3,9 pada
titik akhir titrasinya sehingga methil orange yang memiliki rentan pH 3,1 – 4,4
cocok untuk digunakan. Methil orange memiliki perubahan warna seiring dengan
meningkatnya pH yaitu merah kekuningan (merah muda tetap). Sehingga bila bila
HCl yang ditambahkan, perubahan warna akan menuju kearah merah muda tetap
karena pH akan semakin turun atau menjadi asam.
Titrasi pertama dilakukan dengan menetapkan kadar NaOH
yang akan digunakan untuk membuat larutan baku HCl. Dimana volume rata-rata
NaOH yang diperoleh dari titrasi yang dilakukan sebanyak 2 kali adalah 9,95 ml
dan kadar NaOH yang didapat adalah 0,1 N. Kemudian dilakukan titrasi
standarisasi penentuan kadar HCl yang akan digunakan sebagai larutan standar
untuk menentukan kadar NaHCO3, dimana volume rata-rata HCl yang
diperoleh dari titrasi yang dilakukan sebanyak 2 kali juga adalah 10,2 dan
kadar HCl yang diperoleh adalah 0,098 N. Setelah itu barulah dilakukan titrasi
untuk menentukan kadar sampel NaHCO3 yang didapat dari soda kue merk
“Cendrawasih” . Pada titik akhir titrasi, titrasi
dihentikan. Hal ini ditandai dengan larutan yang diperoleh berubah warna
menjadi merah muda tetap. Dimana hasil
titrasi rata-rata dari NaHCO3 yang diperoleh adalah 6 mL dan kadar NaHCO3
yang diperoleh setelah melakukan titrasi adalah 0,0588 N dan persentase kadar
dari NaHCO3 yang diperoleh adalah 98,78%. Dari hasil kadar tersebut
menurut Farmakope Indonesia tidak sesuai karena kadar NaHCO3 tidak
bole kurang dari 99,0 % dan tidak boleh lebih dari 100,5 %.
6.
Kesimpulan
1) Larutan
baku HCl 0,1 N dilakukan dengan memipet 4,2 ml dan dilarutkan dalam 500 mL
aquadest.
2) Pembakuan
HCl dengan larutan NaOH 0,1 N dilakukan dengan mentitrasi 10 mL larutan NaOH
0,1 N yang telah ditambah 3 tetes indikator MO dengan larutan HCl pada buret.
3) Kadar
NaHCO3 yang diperoleh adalah 0,0588 N dengan persentase kadar NaHCO3
yang diperoleh adalah 98,78 % . Sehingga hasil tersebut belum memenuhi standar.
7.
Daftar
Pustaka
Ditjen POM. 1979.
Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia :
Jakarta.
Ditjen POM, 1995.
Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta; Depkes RI.
Marwati dkk, 2013,
Pedoman Praktikum Kimia Analitik Semester II. Analis Kesehatan. Denpasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar