Senin, 06 Januari 2014

Penentuan Kadar Natrium Bikarbonat

PENENTUAN KADAR NaHCO3 DENGAN METODE ASIDIMETRI

Hari/Tanggal Praktikum   : Selasa/ 23 April 2013
Tempat Praktikum            : Lab. Kimia Jurusan Analis Kesehatan

1.      Latar Belakang
Natrium bikarbonat atau hidrogen karbonat atau asam karbonat dengan rumus kimia NaHCO3, adalah bahan kimia berbentuk kristal putih yang larut dalam air, yang banyak dipergunakan di dalam industri makanan/biskuit (sebagai baking powder), pengolahan kulit, farmasi, tekstil, kosmetika, pembuatan pasta gigi, pembuatan permet (candy) dan industri pembuatan batik.
Natrium hidroksida umumnya terkontaminasi oleh natrium karbonat sedangkan natrium karbonat dan natrium bikarbonat sering terjadi bersama-sama. Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3. Dalam penyebutannya kerap disingkat menjadi bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan telah digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), Sodium bikarbonat, natrium hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida,yang menyebabkan roti "mengembang".
Senyawa ini juga digunakan sebagai obat antasid (penyakit maag atau tukak lambung). Karena bersifat alkaloid (basa), senyawa ini juga digunakan sebagai obat penetral asam bagi penderita asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA). NaHCO3 umumya diproduksi oleh Solvay yang memerlukan natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air. NaHCO3 diproduksi sebanyak 100.000 ton /tahun (2001). Soda kue juga diproduksi secara komersial dari soda abu diperoleh melalui penambahan bijih trona yang dilarutkan dalam air lalu direaksikan dengan karbondioksida,

2.      Tujuan
a.       Mahasiswa dapat membuat larutan baku HCl 0,1 N yang diperlukan dalam titrasi.
b.      Mahasiswa dapat melakukan pembakuan HCl dengan larutan NaOH 0,1 N.
c.       Mahasiswa dapat melakukan penetapan kadar natrium bikarbonat dengan menggunakan metode asidimetri.

3.      Prinsip
Praktikum kali ini bertujuan untuk metapkan kadar suatu bikarbonat dalam sampel menggunakan prinsip titrasi larutan asam-basa. Salah satu dari empat golongan utama dalam penggolongan analisa tritrimetri adalah reaksi penetralan atau asidimetri.
Asidimetri merupakan titrasi menggunakan larutan standar asam yang digunakan untuk menentukan basa. Asam-asam yang biasanya dipergunakan adalah asam klorida, asam cuka, asam oksalat dan asam borat. Dalam praktikum kali ini digunakan larutan baku sekunder HCl untuk melakukan pengujian terhadap natrium bikarboanat pada soda kue.
Pengujian kali ini mengunakan indikator Metil Orange (MO) atau metil jingga. Metil Orange adalah senyawa organik dengan rumus C14H14N3NaO3S dan biasanya diapakai sebagai indikator dalam titrasi asam basa. Metil Orange bekerja pada trayek pH 3,1- 4,4. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari jingga menjadi merah muda tetap.
Pada skala industri, natrium bikarbonat dapat diproduksi melalui reaksi antara natrium karbonat, air dan gas karbon dioksida:
Na2CO3 + H2O + CO2         2NaHCO3
4.      Prosedur Percobaan
a.       Alat
1)      Gelas beaker
2)      Pipet ukur
3)      Pipet tetes
4)      Labu ukur
5)      Erlenmeyer
6)      Buret, klem, statif
7)      Spatula
8)      Batang pengaduk
9)      Neraca analitik
b.      Bahan
1)      Larutan baku HCl 0,1 N
2)      Larutan baku NOH 0,1 N
3)      Larutan baku asam oksalat 0,1 N
4)      Indikator phenoltalein (pp) 0,1%
5)      Indikator MO 0,1%
6)      Aquadest
7)      Sampel soda kue

c.       Standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N
Down Arrow Callout: Dipipet 4,2 ml HCl p.a (12N), kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 500 ml yang telah berisi air suling seperempat bagian.

Prosedur Pembuatan HCl 0,1 N


 





Prosedur Pembuatan NaOH 0,1 N
 








Prosedur Pembuatan Asam Oksalat 0,1 N
 






-          Prosedur Standarisasi NaOH  dengan Asam Oksalat 0,1 N
 










Prosedur Standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N
 










d.      Penetapan Kadar Bikarbonat pada Sampel
 



















5.      Hasil Percobaan
1.      Titrasi standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat 0,1 N
Percobaan
ke-
Warna larutan Asam Oksalat
Volume Titrasi
Sebelum ditambah indikator pp
Setelah ditambah indikator pp
Saat tercapai TAT
1.       
Bening
Bening
Merah muda
9,9 mL
2.       
Bening
Bening
Merah muda
10  mL
VOLUME RATA-RATA
9,95 mL
Gambar


2.      Standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N
Percobaan
ke-
Warna larutan Asam Oksalat
Volume Titrasi
Sebelum ditambah indikator MO
Setelah ditambah indikator MO
Saat tercapai TAT
1.       
Bening
Jingga
Merah muda
10,2 mL
2.       
Bening
Jingga
Merah muda
10,2 mL
VOLUME RATA-RATA
10,2  mL
Gambar


3.      Penentuan Kadar Bikarbonat
Percobaan
ke-
Warna larutan aspirin
Volume Titrasi
Sebelum ditambah indikator MO
Setelah ditambah indicator MO
Saat tercapai TAT
1.       
Bening
Jingga
Merah muda, keruh
6  mL
2.       
Bening
Jingga
Merah muda, keruh
6  mL
3.       
Bening
Jingga
Merah muda, keruh
mL
VOLUME  RATA-RATA
6  mL
Gambar





4.      Perhitungan
a)      Standarisasi NaOH dengan Asam oksalat 0,1 N
Perhitungan
Volume Titrasi I               = 9,9   mL
Volume Titrasi II             = 10    mL
Volume Rata-rata             = 9,95 mL

Kadar NaOH :
 V1 × N2 =  V2 × N2
10 ml × 0,1 N  = 9,59 ml × N2
     N2               = 
     N2                    = 0,1 N

b)      Standarisasi HCl dengan NaOH 0,1 N
Perhitungan
Volume Titrasi I               = 10,2   mL
Volume Titrasi II             = 10,2   mL
Volume Rata-rata             = 10,2   mL

Kadar HCl :
 V1 × N2 =  V2 × N2
10 ml × 0,1 N  = 10,2 ml × N2
     N2               = 
     N2                    = 0,098 N

c)      Penentuan kadar Bikarbonat
Perhitungan
Volume Titrasi I               = 6   mL
Volume Titrasi II             = 6   mL
Volume Titrasi III            = 6   mL
Volume Rata-rata             = 6   mL

Kadar Bikarbonat :
V1 × N2 =  V2 × N2
Vrata-rata × Kadar NaOH = Vsampel × N2
 6 ml × 0,098 N  = 10 ml × N2
                 N2               = 
                 N2                    = 0,0588 N



     Diket :
     Mr NaHCO3                     = 84,01 gr/mol
     Valensi NaHCO3        = 1
     Ditanya :
     % kadar.....?
     Jawab :
BE =
      =
      = 84,01g/mol
N. NaHCO3 =   ×
0,0588 N      =  ×
0,0588 N      =
     g              =
     g              = 0,04939 g
% kadar    =  × 100%
                 =  × 100%
                 =  × 100%
                 = 98,78 %

5.      Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan penentuan kadar NaHCO3 atau Natrium Bikarbonat serta mengetahui persentase NaHCO3. Dalam menganalisis kadar NaHCO3 ini menggunakan metode titrasi asidimetri dengan menggunakan larutan standar HCl. HCl ini merupakan larutan standar sekunder, sehingga harus distandarisasi dengan menggunakan larutan standar primer atau larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Untuk standarisasi HCl ini digunakan larutan NaOH yang sudah distandarisasi dengan larutan baku primer Asam Oksalat karena NaOH juga merupakan larutan baku sekunder. Metode titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.
Penggunaan indikator Methil Orange (MO) pada titrasi ini karena Karena larutan NaHCO ditambah HCl memiliki pH sekitar 3,9 pada titik akhir titrasinya sehingga methil orange yang memiliki rentan pH 3,1 – 4,4 cocok untuk digunakan. Methil orange memiliki perubahan warna seiring dengan meningkatnya pH yaitu merah kekuningan (merah muda tetap). Sehingga bila bila HCl yang ditambahkan, perubahan warna akan menuju kearah merah muda tetap karena pH akan semakin turun atau menjadi asam.
Titrasi pertama dilakukan dengan menetapkan kadar NaOH yang akan digunakan untuk membuat larutan baku HCl. Dimana volume rata-rata NaOH yang diperoleh dari titrasi yang dilakukan sebanyak 2 kali adalah 9,95 ml dan kadar NaOH yang didapat adalah 0,1 N. Kemudian dilakukan titrasi standarisasi penentuan kadar HCl yang akan digunakan sebagai larutan standar untuk menentukan kadar NaHCO3, dimana volume rata-rata HCl yang diperoleh dari titrasi yang dilakukan sebanyak 2 kali juga adalah 10,2 dan kadar HCl yang diperoleh adalah 0,098 N. Setelah itu barulah dilakukan titrasi untuk menentukan kadar sampel NaHCO3 yang didapat dari soda kue merk “Cendrawasih” . Pada titik akhir titrasi, titrasi dihentikan. Hal ini ditandai dengan larutan yang diperoleh berubah warna menjadi merah muda tetap.  Dimana hasil titrasi rata-rata dari NaHCO3 yang diperoleh adalah 6 mL dan kadar NaHCO3 yang diperoleh setelah melakukan titrasi adalah 0,0588 N dan persentase kadar dari NaHCO3 yang diperoleh adalah 98,78%. Dari hasil kadar tersebut menurut Farmakope Indonesia tidak sesuai karena kadar NaHCO3 tidak bole kurang dari 99,0 % dan tidak boleh lebih dari 100,5 %.



6.      Kesimpulan
1)      Larutan baku HCl 0,1 N dilakukan dengan memipet 4,2 ml dan dilarutkan dalam 500 mL aquadest.
2)      Pembakuan HCl dengan larutan NaOH 0,1 N dilakukan dengan mentitrasi 10 mL larutan NaOH 0,1 N yang telah ditambah 3 tetes indikator MO dengan larutan HCl pada buret.
3)      Kadar NaHCO3 yang diperoleh adalah 0,0588 N dengan persentase kadar NaHCO3 yang diperoleh adalah 98,78 % . Sehingga hasil tersebut belum memenuhi standar.


7.      Daftar Pustaka
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta; Depkes RI.
Marwati dkk, 2013, Pedoman Praktikum Kimia Analitik Semester II. Analis Kesehatan. Denpasar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar